Ada pembeda-bedaan yang
berlaku dan diterima secara luas oleh
masyarakat. Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial
saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik,
keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau
umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.
Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan
stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi
sosial (pembeda-bedaan).
Perbedaan status sosial di masyarakat tentunya akan diikuti pula oleh perbedaan peran yang dimiliki
sesuai dengan status sosial yang melekat pada diri seseorang.
Perbedaan-perbedaan inilah yang
menimbulkan setiap individu dalam suatu masyarakat menimbulkan adanya pelapisan
sosial atau yang lebih dikenal dengan
stratifikasi social.
Esensi dari stratifikasi sosial adalah setiap
individu memiliki beberapa posisi sosial dan masing-masing orang memerankan beberapa peran,
sehingga hal ini memungkinkan untuk mengklasifikasikan
individu-individu kedalam kategori status-peran,dimana perangkingan didasarkan atas posisi relative dari peran-peran yang mereka
mainkan secara keseluruhan.
Dalam bahasa sosiologi, golongan masyarakat
dikenal deang sosial stratification berasal dari stratum (jamaknya, strata yang
berarti lapisan). Pitirm A. Sorikin, menyatakan bahwa sosial stratification bersingkat (hirarkis) perwujudan adalah kelas-kelas
tinggi dan kelas-kelas lebih rendah. Selanjutnya menurut Sorokin dasar dan inti lapisan masyarakat tidak adanya
keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban dan tanggung jawab
nilai-niali sosial dan pengaruhnya diantara
anggoat-anggoat masyarakat
atau keluarga.
Max Weber berkeras bahwa “kelas sosial ” itu adalah
potensial bukannya selalu aktual bahwa orang-orang
dalam situasi bersama dalam suatu struktur sosial tidak
mesti melihat situasinya dengan jalan yang sama, tetapi menafsirkannya
dalam
berbagai cara yang tarsedia bagi mereka atau yang telah di isyaratkan
oleh
lingkungan budayah dalam mana mereka hidup. Suatu pluralisme yang "sama"
dan dicapai kesimpulan-kesimpulan yang berada mengenai keadian atau
ketidakadilan, ketakrelaan takdir seseorang dalam masyarakat, dan
mengenai sistem sosial menyeuruh atau kemungkinan-kemungkinan adanya
sesuatu alternatif bagi sistem itu lagi.
Bentuk-bentuk kongkrit lapisan masyaratak itu banyak akan
tetapi secara prinsip bentuk-bentuk tersebut dapat di klasifikasikan kedalam
macam tiga kelas, yaitu yang ekonomis, politis, dan yang didasarkan pada
jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat, umumnya, ketiga bentuk pokok tadi mempunyai
hubungan yang erat satu dengan yang lainnya, dimana terjadi saling
pengaruh-mempengaruhi. Misalnya, mereka yang termasuk dalam suatu lapisan atas
dasar ukuran politisi, biasanya juga merupakan orang-orang menduduki suatu
lapisan tertentu atas dasar ekonomis,
demikian juga mereka yang kaya, biasanya menempati
jabatan-jabatan yang senatiasa penting. Akan tetapi, tidak semua demikiannya.
Hal itu semuanya tergantung pada system nilai yang berlaku serta berkembang
dalam masyarakat bersangkutan.
B.
Pengertian Status Sosial
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian
yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph
Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi
akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosial
nya rendah.
Sratifikasi sosial adalah dimensi vertikal dari struktur sosial masyarakat, dalam artian malihat perbedaan masyarakat berdasarakn pelapisan yang ada,
apakah berlapis-lapis secara vertikal dan apakah pelapisan tersebut
terbuka atau tertutup. Soerjono soekanto mengatakan
sosial sratification adalah
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau
sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Sratifikasi sosial merupakan
konsep sosiologi,dalam artian kita tidak akan menemukan masyarakat seperti kue lapis;
tetapi pelapisan adalah suatu konsep untuk menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara vertikal menjadi kelas
atas, kelas menengah, dan kelas bawah
berdasarkan kriteria tertentu.
Lebih lanjut Soerjono mengemukakan, di dalam setiap masyarakat dimana
pun selalu dan pasti mempunyai sesuatu
yang dihargai. Sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat bisa berupa kekayaan, ilmu pengetahuan, status haji, darah biru,
atau keturunan dari keluarga tertentu yang terhormat, atau apapun yang bernilai ekonomis. Di berbagai masyarakat
sesuatu yang dihargai tidaklah selalu
sama. Di lingkungan masyarakat pedesaan, tanah sewa dan hewan ternak,sering
kali dianggap jauh lebih berharga
daripada gelar akademis, misalnya. Sementara itu dilingkungan masyarkat kota yang modern, yang sering kali terjadi
sebaliknya
Menurut Karl Max, kelas sosial utama terdiri atas golongan proletariat,
golongan kapitalis (borjuis) dan golongan menegah (borjuis rendah). Pendapat diatas
merupakan suatu penggambaran bahwa stratifikasi
sosial sebagai gejala yang universal, artinya dalam setiap masyarakat bagaimana
pun juga keberadaannya pasti didapatkan
pelapisan sosial tersebut. Apa yang dikemukakan oleh Karl Marx adalah
salah satu bukti adanya sratifikasi sosial dalam masyarakat sederhana sekalipun. Kriteria jenis kekayaan dan juga
profesi pekerjaan merupakan cerita yang sederhana,
sekaligus menyatakan bahwa
dalam masyarakat kita tidak akan menemukan masyarakat tanpa kelas. Perkembangan
masyarakat selanjutnya menuju masyarakat
yang semakian modern dan kompleks,stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat akan semakin banyak.
C. Faktor Penyebab Terjadinya
Perbedaan Status Sosial
Terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya
terbatas, akibat dari hal tersebut adalah distribusi di
dalam masyarakat tidaklah merata.Mereka
yang memperoleh banyak menduduki kelas atas dan mereka yang tidak memperoleh menduduki kelas bawah.
Barang sesuatu yang dihargai tersebut menurut Paul B Horton dan yang
dikutip oleh Anshari adalah:
1.
Kekayaan dan penghasilan.
Kekayaan dan penghasilan merupaka dua hal yang
berkaitan erat; dimana penghasilan banyak kekayaan juga meningkat.
Faktor ekonomi ini akan menjadi salah satu ukuran dari
stratifikasi sosial yang
ada. Mereka yang kaya dan memiliki penghasilan yang besar akan menduduki kelas
atas; sedangkan mereka yang miskin dan
tidak berpenghasilan berada pada kelas bawah
2.
Pekerjaan
Pekerjaan disamping sebagai sarana dalam menghasilkan
pendapatan juga merupakan status yang mengandung didalamnya prestise
(penghargaan). Jenis pekerjaan akan menentukan penghasilan seseorang dan juga
penghargaan masyarakat akan seseorang yang memiliki pekerjaan.
Seperti Karl Mark yang membedakan kelas borjuis
sebagai orang yang memiliki modal atau capital dan proletariat sebagai orang
yang hanya memiliki tenaga saja atau sebagai buruh.
3.
Pendidikan
Pendidikan secara bertingkat ada dalam masyarakat, misalnya
dibedakan menjadi pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan
tinggi. Penjenjanggan ini sekaligus menyatakan bahwa pendidikan adalah dimensi
vertikal dari stratifikasi sosial
Sosiolog
lain yaitu Soerjono Soekanto mengatakan bahwa kriteria yang memjadikan
masyarakat berlapis-lapis adalah: ukuran
kekayaan, ukuran menandakan adanya kuantitas atau jumlah dari sesuatu hal. Jika ukuran kekayaan berarti ada jumlah
tertentu tentang kekayaan yang dapat dijadikan
sebagai suatu tolak ukur. Dari sinilah didapatkan ukuran kekayaan yang tinggi
atau banyak, ukuran sedang cukup dan
ukuran sedikit atau miskin. Kekayaan sebagai ukuran dalam bentuk stratifikasi
sosial walau ada kuantitas tepai pada dasarnya adalah
relative untuk suatu masyarakat.
4.
Ukuran Kekuasaan
Ukuran
kekusaan yang didefenisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
perilaku seseorang maupun kelompok agar
berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh orang yang memiliki
kekuasaan menjadi tolak ukur dari strartifikasi sosial
yang ada dalam masyarakat.
Kekuasaan
tersebut berupa kepatuhan dan ketaatan bagi seseorang untuk mengikuti apa yang menjadi sasaran atau perntahnya. Seorang Kyai
memberikan saran kepada seseoran untuk menghentikan
minum miras atau merokok dan yang bersangkutan langsung menghentikan tndakannya,
maka kyai tersebut memeiliki kekeuasaan yang tinggi atau
kuat; demikian halnya orang lain jika apa yang mereka kehendaki dan orang melakukannya, maka orang
tersebut memiliki kekuasaan yang tinggi
atau kuat.
5.
Ukuran Kehormatan
Kehormatan
yang diperoleh oleh sesorang bukanlah dari dirinya, melainkan penilaian yang
datang dari orang lain. Apakah seseorang
dihormati atau tidak oleh orang lain sangat tergantung pada orang lain, bukan bersumber pada dirinya.
6.
Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ukuran
Ilmu Pengetahuan akan meliputi dua ukuran yaitu: Pertama, ukuran formal yaitu
ijasah sebagai ukurannya semakin tingi
gelar atau ijasah yang dimiliki semakin tinggi strata sosial nya dan semakin rendah yang dimiliki, maka semakin rendah
pula strata sosial nya. Kedua, ukuran non-formal adalah profesional atau keahlian yang mereka miliki melalui
ketrampilan yang dia lakukan. Mereka
memperoleh keahlian tersebut tidak melalui jalur pendidikan formal. Pakar
pengobatan alternatif mereka memperoleh
keahliannya bukan belajar difakultas kedokteran, melainkan diperoleh dari luar pendidikan formal yang ada.
7.
Kedudukan (Status)
Kedudukan
(status) sering kali juga dibedakan dengan kedudukan
sosial (sosial status). Kedudukan adalahsebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial ,sehungan dengan orang lain dalam kelompok tersebutatau tempat suatu kelompok sehubungan dengan
kelompok-kelompok lain di dalam kelompok
yang lebih besar lagi.
8.
Peran (Rore)
Selain
kedudukan dan peran disamping unsur pokok dalam sistem berlapis-lapis dalam
masyarakat, juga mempunyai arti yang sangat penting bagi sistem sosial masyarakat. Status menunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam masyarakat,
sedangkan peran menunjukan aspek dinamis dari status, hal ini merupakan suatu tingkah laku yang diharapkan dari seorang
individu tertentu yang menduduki status
tertentu.
Sedangkan
kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum
dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya, hak-hak
dan kewajibannya. Dengan demikian kedudukan sosial tidaklah semata-mata
merupakan kumpulan kedudukan-kedudukan seseorang dalam
kelompokn yang berbeda, tapi kedudukan sosial tersebut mempengaruhikedudukan orang tadi dalam kelompok sosial yang berbeda.
Oleh
karena kedudukan sering diartikan sebagai tempat seseorang dalam suatu pola
atau kelompok sosial , maka seseorang
juga mempunyai beberapa kedudukan sekaligus. Hal ini disebabkan seseorang yang biasanya ikut dalam berbagai kelompok social
Dalam
masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a)
Ascribed Status
Status
ini diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang. Kedudukan tersebut diperoleh
karena kelahiran. Misalnya, kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula, seorang anak dari kasta brahmana
juga akan memperoleh kedudukan yang demikian.
Kebanyakan ascribed status dijumpai pada masyarakat dengan
sistem pelapisan sosial yang tertutup, seperti sistem
pelapisan perdasarkan perbedaan ras. Meskipun demikian,
bukan berarti bahwa dalam masyrakat dengan sistem
pelapisan sosial terbuka tidak
ditemui adanya ascribed status. Kita lihat misalnya kedudukan laki-laki dalam
suatu keluarga akan berbeda dengan kedudukan
isteri dan anak-anaknya, karena pada umumnya laki-laki (ayah) akan menjadi kepala keluarga.
b)
Achieved Status
Yaitu
kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja
dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran.Kedudukan
ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan dari
masing-masing orang dalam mengejar dan mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap
orang bisa menjadi dokter, hakim, guru, dan sebagainya, asalkan memnuh
persyaratan yang telah ditentukan.
Dengan demikian tergantung pada masing-masing orang apakah sanggup dan mampuh memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
atau tidak.
Disamping
kedua kedudukan tersebut di atas, sering kali dibedakan lagi satu macam
kedudukan, yaitu
assigned-status,kedudukan yang diberikan.
Assigned-status,
artinya suatu kelompok atau golongan
memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang karena telah berjasa
kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar